Pada electroporation, suatu medan listrik didalam diaplikasikan pada suatu sel, yang menciptakan sejumlah lubang – lubang nanoskala pada sel membran. Lubang – lubang tersebut, atau pori – pori, mengijinkan benda – benda asing, seperti obat – obatan, untuk masuk ke dalam sel dan pada akhirnya dapat mengarahkan pada sel mati. Tim dari Lu membawa sel – sel tersebut melalui suatu saluran microfluidic dan menemukan bahwa sel tumor secara substansial lebih rentan untuk rusak oleh electoporation ketimbang sel darah merah atau putih yang sehat.
Suatu teknik aliran melalui electroporation memelajari perbedaan respon dari sel – sel darah dan sel – sel tumor pada medan listrik
Lu mengatakan bahwa kesedarhanaan dan kecepatan dalam menyembuhkan sel – sel tersebut adalah suatu metode yang atraktif. ‘Kita mengidam – idamkan bahwa teknik kami dapat diaplikasikan untuk memusnahkan sel – sel tumor sisa di dalam darah setelah pemindahan tumor utamanya. Praktek ini secara potensial akan menurunkan metastasis yang berkaitan dengan kematian,’ tambahnya.
Tilak Jain, seorang ahli electroporation pada Scripps Research Institute, La Jolla, Amerika Serikat, menemukan bahwa pekerjaan ini adalah inovatif dan menggembirakan, dengan mengatakan ‘dengan dikombinasikan dengan keberadaan kemoterapi, hal ini dapat memberikan suatu kekuatan serangan ganda dalam menyerang dual sirkulasi sel – sel.’
Lu dan para koleganya sekarang sedang mengalihkan perhatian mereka untuk membuktikan nilai klinis dari teknik mereka, khususnya mempertahankan kelangsungan hidup sel – sel darah putih dalam prosesnya.
Hilary Burch
0 komentar:
Posting Komentar